Teknologi Baru, Printer 3D Kerap Dimanfaatkan Untuk Senapan Api

Teknologi Baru, Printer 3D Kerap Dimanfaatkan Untuk Senapan Api

Kemunculan teknologi telah berdampak banyak hal bagi umat manusia. Telah banyak sisi negatif dan positif dari hal tersebut. Salah satu contoh yaitu Printer 3D yang dimanfaatkan untuk merancang senapan api. Telah diketahui bahwa jaringan berjuluk Defense Distributed sukses meluncurkan senjata api pertama di dunia yang memanfaatkan Printer 3D.

Seperti yang dilaporkan Forbes, pimpinan Defense Distribute, Cody Wilson mengatakan bahwa Printer 3D merupakan suatu perangkat keras yang nantinya berbuah suatu ladang bisnis di era baru. Ia pun menambahkan, semua kalangan bisa saja mencetak dan menciptakan perangkat mematikan tersebut. Sekalipun terlihat menakutkan, namun hal tersebut sangat berarti sebagai persenjataan pribadi atau pihak kepolisian setempat.
Bertahun – tahun lamanya Defense Distributed mengidentifikasi hingga meracik senjata api dari Printer 3D. Telah banyak percobaan yang mereka lakukan. Hingga akhirnya mereka menemukan terobosan baru dengan cara menciptakan berbagai lapisan jenis ABS dan mengkonversinya menjadi material padat. Sementara biaya yang telah mereka habiskan untuk membuat pistol berbasis Printer 3D yaitu sekitar 8.000 Dollar AS atau setara Rp 97.000.000.

Masa Depan Bagi Industri Manufaktur
Menurut laporan BBC, Defense Distributed berhasil melakukan uji coba pertama kali di Austin, Texas, Amerika Serikat pada Mei 2013. Berbekal pengalaman, mereka pun menilai bahwa keberhasilan tersebut akan menjadi masa depan yang baik bagi industri manufaktur.
Wilson mengungkapkan bahwa hal yang dilakukan tersebut tentu sangat mengundang resiko. Sementara itu, pistol yang Ia ciptakan juga berguna untuk persenjataan masing – masing negara.
“Saya rasa semua orang berhak memiliki senapan api sebagai bekal pribadi. Karena adanya teknologi yang semakin hari semakin canggih, mereka pasti mampu memilikinya. Namun dalam kondisi hukum, tidak semua orang boleh menggunakan atau memilikinya,” tegas Wilson.

Sangat Legal
Tak serupa Defense Distributed, adapun perusahan lain bernama Solid Concepts yang menerangkan bahwa penggunaan senjata api berbasis Printer 3D sangat legal. Sebab teknologi tersebut memiliki legalitas yang sah dalam segi pembuatannya. Mereka sukses menciptakan salah satunya senjata yang berjuluk Liberator. Senjata ini mereka adopsi dari salah satu varian pistol tipe 1911.
VP of Marketing Solid Concepts, Scott McGowan menyebut, senjata tersebut tidak hanya memanfaatkan Printer 3D, melainkan menggunakan teknologi laser sintering yang fungsinya merubah serbuk besi menjadi lebih padat. Hingga kini, mereka telah dilaporkan melakukan percobaan penembahan lebih dari 50 peluru.
McGowan bahwa teknologi yang satu ini mampu mendorong para perakit senjata untuk menciptakan spare part yang sulit diproduksi. Tentunya alat tersebut dikhususkan untuk beberapa manufaktur persenjataan yang berkualifikasi dan bersertifikasi.

Sebabkan Resiko
Walaupun teknologi Printer 3D telah memiliki ijin resmi dari pihak terkait. Namun Badang Legislatif Amerika Serikat menerangkan bahwa alat tersebut akan menyebabkan resiko. Terlebih jika digunakan oleh orang sembarangan.
Kekhawatiran itu menarik perhatian Europol Cybercrime Centre, Victoria Baines. Ia mengatakan bahwa sejumlah pihak penegak hukum di Eropa mulai melakukan pemantauan khusus terkait kemunculan teknologi tersebut.
“Pengaruh teknologi sangat berdampak buruk, terlebih pada mereka yang sangat piawai dalam mengutak – atik dunia komputerisasi. Apabila digunakan tidak sesuai prosedur, maka hal itu akan menimbulkan korban jiwa,” seru Baines.
Demi mengatasi resiko yg tidak diinginkan, sejumlah lembaga penegak hukum di seluruh dunia tengah meluncurkan sejumlah tim khusus untuk melakukan pengawasan terhadap produksi, spare part, jenis cybercrime hingga pemanfaatan teknologi Printer 3D.